Tuesday 19 January 2016

Dear Perokok!




Bukan hal yang awam didengar oleh telinga. Setiap orang tau apa itu rokok. Bahkan sebagian besar manusia di muka bumi ini merupakan manusia yang pernah menghisap sebuah benda yang bernama Rokok tersebut. 

Disini saya membahas tentang Rokok dan Perokok. Ada apa dengan rokok? Kenapa dengan para perokok?

Rokok sendiri biasanya terbuat dari tanaman tembakau yang kemudian di olah sedemikian rupa hingga terbentuklah benda yang dinamakan rokok. Di Indonesia sendiri sudah banyak jenis rokok yang menyebar keseluruh pelosok negeri ini. Para menggunanya juga dari berbagai macam kalangan. Mulai dari anak-anak ingusan yang masih disuapin sama emaknya sampai orang lanjut usia yang bahkan sudah tidak ingat berapa digit angka umurnya sendiri. Harga rokok sendiri juga bermacam-macam. Dari harga ribuan hingga puluhan ribu per bungkusnya.
Rokok sendiri mengandung zat tar dan nikotin yang berbahaya bagi tubuh manusia. Bukan hanya bagi perokok aktifnya saja, namun juga bagi perokok pasif (orang yang menghirup asap rokok). Bahkan di tiap bungkus rokok-rokok saat ini sudah ada tulisan "Rokok Membunuhmu". Tapi mereka para perokok tetap saja mengkonsumsi benda tersebut. Memang tidak dapat di salahkan, karena sifat kecanduan memang akan sulit dihilangkan. Tapi yang dapat disalahkan adalah mereka para Perokok Tidak Jahat.

Sebagai kaum perokok yang sudah menghabiskan jatah udara bersih di muka bumi ini, paling tidak kalian para perokok tidak menjadi para kaum perokok jahat. Karena zat berbahaya yang ada dalam rokok tidak hanya menjangkiti diri kalian saja tapi juga orang disekitar kalian. Andai saja rokok tidak menghasilkan asap yang dikeluarkan dari para perokok, mungkin kalian perokok bisa merokok dimana saja. Tapi karena rokok menghasilkan asap yang dapat dihirup oleh orang lain setidaknya kalian harus tau tempat dan kondisi dalam merokok. Jangan menjadi perokok jahat.

Banyak pengalaman yang saya alami bersama para perokok jahat. Misalnya :

Kebanyakan para perokok itu adalah orang yang buta huruf. Karena beberapa kali saya pergi ke tempat-tempat umum misalnya : Rumah sakit, Sekolah, Mall, Bus Umum. Mayoritas para perokok yang berada di tempat-tempat umum tersebut adalah buta huruf. Di tempat-tempat umum tersebut sudah jelas tertera tulisan "Dilarang Merokok". Akan tetapi para kaum perokok jahat tersebut tetap saja merokok. Mungkin tulisannya yang kurang besar atau memang mereka benar-benar buta huruf. Setidaknya jika kalian memang buta huruf, timbulkanlah rasa menghargai terhadap sesama. Jangan menjadi perokok jahat. Jadilah perokok yang peduli sesama! Misalnya di rumah sakit. Sudah jelas itu adalah rumah sakit, tempat untuk orang-orang sakit. Bisa saja banyak pasien disana yang tidak bisa menghirup asap rokok berlebihan atau mungkin malah akan membuat si pasien semakin buruk karena menghirup asap rokok di rumah sakit yang seharusnya bebas dari asap rokok tapi justru bertambah parah karena ulah si Perokok Jahat. Misalnya lagi di dalam bus umum. Para perokok jahat masih banyak berkeliaran di dalam bus umum. Tentunya jika kalian adalah perokok yang baik, kalian akan menghargai penumpang yang lain dengan tidak merokok di dalam bus umum. Karena kondisi ruang bus umum yang sempit dan juga terkadang berdesak-desakan, secara otomatis akan mengurangi porsi udara yang ada, ditambah lagi dengan kalian para perokok jahat yang membunuh mereka para penumpang lain secara perlahan dengan asap rokok yang kalian hasilkan. Bukan melarang kalian merokok, tapi setidaknya timbulkan sikap menghargai sesama dengan menjadi perokok yang baik.

Untuk para perokok jahat. Tolonglah timbulkan rasa menghargai sesama makhluk bumi yang sama-sama menghirup udara gratis yang diberikan tuhan. Jangan menjadi pribadi yang egois. Jika kalian makan coklat atau minum kopi, itu tidak masalah. Karena tidak menghasilkan hal yang buruk untuk orang lain seperti rokok yang kalian hirup menghasilkan asap berbahaya untuk orang lain. Jadilah perokok yang baik yang tau tempat dan kondisi untuk merokok. Jangan menjadi perokok jahat yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa menghiraukan kondisi orang lain. Bumi ini milik kita bersama, kita rawat bersama. Saling menghargai tanpa adanya rasa tenggang rasa.

Salam.

-

Riowaldy.

Share: